Update Today

Open Massas Part.2

Tadi malam aku tak sempat mendengar banyak tentang pekerjaan Yani. Yang aku tau ternyata selama ini dia lama bekerja sebagai therapist disebuah pijat refleksi. Aku tentu kaget setengah mati, tentu kita paham apa persepsi banyak orang mengenai panti pijat, meski buru-buru Wita menjelaskan kalau ini pure refleksi keluarga dan dilarang bertindak asusila namun tetap saja pandangan negatif menguasai pikiranku.

Pagi-pagi aku dan Yani sudah membantu ibuku membuka warung, Yani tampak tak mau melihat wajahku, aku juga tak mau ambil pusing.

“Temen mu pulang jam berapa yan?” Tanya ibu

“Jam 12 bu”

“Kamu tuh cobalah lebih selektif lagi kalo milih temen, td malem ibu sempet ngintip temen mu… Bla bla bla” omelan panjang ibu mengawali hari adikku Yani, dia hanya diam dan menerimanya.

Jam 7 aku pamit untuk bekerja, ketika hendak mengeluarkan honda Vario ku tiba-tiba Yani menghampiriku.

“Mas Fer”

“Apaan?”

“Jangan masalah kerjaanku di S, cerita-cerita ke ibu” wajahnya tampak memelas, seolah sangat memohon padaku.

“Iya enggaak”

Aku buru-buru menekan gas pada vario ku. Pikiranku masih kacau, sebenarnya banyak pertanyaan yg ingin kutanyakan pada adikku Yani. Sepanjang perjalanan aku terus memikirkannya, aku ngeri membayangkan adikku dipanti pijat, sedang memijat pria disebuah bilik kecil, hanya mereka berdua didalam lalu tiba-tiba si pria tersebut meminta lebih..

Dulu sekali saat masih dikampus aku pernah diajak kawanku mampir kesebuah Salon untuk potong rambut. Begitu masuk kulihat ada empat wanita yg berpenampilan mencolok, dua diantaranya mewarnai rambutnya menjadi kuning, tapi bajunya itu loh, ketat dan seksi abis. Meski agak risih toh aku mencoba menguasai diri, aku tetap temani kawanku, sebut saja namanya Rudi memotong rambut.

“Mau coba masnya? Ayo sini aku pijit” kata salah satu mbak disitu menawari pijit. Waduh jangan-jangan ini pijit plus lagi, ketakutanku dari awal tampaknya benar.

Aku pikir apasalahnya deh, toh aku juga baru gajian dari hasil jaga warnet dan bisnis spanduk.

Aku lalu diajak kesebuah bilik dilantai 2 bersama sebut saja Mia, mukanya ala-ala kampung gitu lah, tapi cukup manis, tubuhnya slim, tapi dadanya tampak montok.

“Silahkan dibuka bajunya mas”

Aku sisakan celana pendek ku, baru aku ingin tiduran dikasur yg agak kumal ini, mbak Mia minta celanaku juga dilepas, takut kena minyak katanya. Aku nurut saja.

Mulailah sesi pijit, entah ini pijit atau cuma elusan, yg jelas aku tak begitu merasakan pijitannya. Dalam hati aku agak kesal, merasa uangku bakal terbuang sia-sia. Tapi yasudahlah, gak enak juga mau ngomel, toh mbaknya baik dan ramah. Aku minta agak dikeraskan pijitannya, dia nurut.

45 menit kami asik ngobrol, sesekali diselingi tertawa, lama-lama aku enjoy juga sama pijitannya. Sampai tiba-tiba dia berbisik ditelingaku.

“Mau pijit aja apa pake tambahan mas?”

“Tambahan apa mbak?” Pikiranku mulai mengarah sesuai dengan dugaanku.

“Mau dikocok otongnya? Diemut apa sekalian Ml?”

Benarkan dugaanku, si Rudi keparat, dibawanya aku ditempat begini. Tapi penasaran juga si, toh penisku juga belum pernah dipegang wanita. Ya coba saja deh. Kamipun negosiasi harga, setelah deal, penisku di hj, bj, tanpa ml, akupun menikmati remas-remas payudaranya yg ternyara mbak mia ini tocil, tapi menggairahkan abis, putingnya itu loh menggemaskan.

Bayangan kejadian saat itu kini kubayangkan terjadi pada Yani adikku sendiri. Tanpa sadar, penisku ikut mengeras. What the hell?

TBC

0 Komentar

Ayo berikan komentar terbaik dan sopan disini dan raih hadiah jutaan rupiah! Info Program Hadiah lebih lanjut silahkan tekan " Informasi " Pada Navbar atas!

Kini kamu bisa mengikuti konten kami di Channel Whatsapp , Klik Disini untuk follow. Lebih mudah tanpa iklan berlangganan fitur One Premier! Akses tanpa batas , Fitur banyak tanpa iklan. Langganan Sekarang. Klik DISINI
© Copyright 2023 - CMD Group Indonesia.Ltd

Persetujuan Peringatan Dewasa

Situs ini berisi materi dewasa yang mungkin tidak cocok untuk semua pengguna. Jika Anda masih di bawah umur atau tidak ingin melihat konten dewasa, silakan tinggalkan situs ini sekarang.

Pastikan Anda mematuhi kebijakan privasi kami. Terima kasih telah mempercayakan website kami untuk melengkapi hiburan Anda