Update Today

Membantu Meredakan Tante Dina Yang Terasa Gatel

Aku sedang duduk di teras rumahku, menikmati secangkir kopi hangat di pagi yang cerah. Ketika tiba-tiba handphoneku berdenting. Aku melihat nama yang muncul di layar, "Tante Dina". Tanpa pikir panjang, aku segera menjawab panggilannya.

"Selamat pagi, Nak. Maaf mengganggu, bisakah kamu datang ke rumahku sekarang? Aku ada masalah yang harus kurasakan," kata Tante Dina dengan suara gugup.

Tanpa ragu, aku segera menyetujui permintaannya dan segera menuju rumah Tante Dina yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggalku. Setelah beberapa menit berkendara, aku tiba di rumahnya yang megah. Aku mengetuk pintu dengan hati-hati dan langsung disambut oleh Tante Dina yang tampak gelisah.

"Mau di mana, Tante?" tanyaku, mencoba menenangkan hatinya.

Tante Dina memimpinku ke ruang tamu, di mana kami duduk berhadapan satu sama lain. Dengan penuh keberanian, Tante Dina mulai bercerita mengenai masalah yang sedang dihadapinya. "Nak, sejak beberapa hari ini, memekku terasa sangat gatal dan aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Aku sudah mencoba segala macam cara namun tetap tidak ada perubahan. Tolong, bisakah kamu membantuku?"

Aku terkejut mendengar keluhan Tante Dina, namun aku tidak bisa menolak permintaannya. Dengan ragu, aku berkata, "Tante, akan lebih baik jika aku bisa melihat langsung masalah yang sedang Tante alami. Bolehkah aku melihat memek Tante?"

Tante Dina terdiam sejenak, namun akhirnya ia mengangguk setuju. Dengan perlahan, Tante Dina mulai membuka kancing blusnya dan menyingkapkan bra hitam yang ia kenakan. Aku bisa melihat putingnya yang mengeras dan membuat kontolku langsung tegang.

"Ayo, Nak. Lihat apa yang terjadi pada memekku," ujar Tante Dina sambil membuka rok mini hitam yang ia kenakan. Aku terpesona melihat memek Tante Dina yang sudah basah karena gatal yang ia rasakan. Aku melihat benjolan merah di sekitar bibir memeknya, membuatku semakin terangsang.

Tanpa pikir panjang, aku langsung membungkuk dan menjilati memek Tante Dina dengan penuh nafsu. Aku merasakan rasa gatal yang Tante Dina rasakan, sehingga aku semakin semangat untuk membantu meredakannya. Tante Dina merintih pelan saat lidahku menjelajahi setiap lipatan memeknya.

Aku kemudian menelusuri memeknya dengan jari-jariku, meraba setiap lekukan dan membuatnya semakin gatal. Tante Dina memegang rambutku dengan erat, memberiku isyarat bahwa dia benar-benar menikmati sentuhanku. Aku merahasiakan senangnya ketika aku menggigit bibirnya yang merah muda.

Tidak puas hanya dengan jilatan dan sentuhan jari, aku segera melepas celana dan menjadikan kontolku yang tegang itu adalah miyelan di antara kaki memeknya Tante Dina. Aku merasakan kemesraan memasukan kontolku ke dalam memek basahnya. Teriakan Tante Dina menunjukkan betapa nikmatnya dia merasakan penistaan kontolku di dalam memeknya. Aku mulai mendorong kontolku masuk dan keluar dengan cepat, membuat Tante Dina merintih dan meronta-ronta di bawahku.

Desahan dan rintihan Tante Dina semakin keras, aku semakin terpicu untuk memberikan kenikmatan yang lebih besar. Aku meremas payudaranya yang kenyal sambil terus menggenjot memeknya dengan penuh nafsu. Aku merasa semakin dekat dengan klimaks, dan Tante Dina pun demikian.

"Tante, aku akan keluar!" ujarku dengan napas tersengal-sengal.

Tante Dina hanya bisa mengangguk sambil menutup matanya, menunggu gelombang orgasme yang akan datang. Tak lama kemudian, aku merasakan kontolku yang meledak dan sperma membanjiri dalam memeknya yang hangat.

Tante Dina pun ikut orgasme, tubuhnya gemetar dan memunggungi aku. Kami berdua terengah-engah dalam keadaan lelah dan puas. Aku mencium leher Tante Dina dengan lembut sambil masih menikmati momen kami yang intim.

Setelah beberapa saat bersantai, kami berdua saling tersenyum dan saling berterima kasih atas keintiman yang baru saja kami alami. Aku bangkit dari tempat tidur dan memberikan ciuman terakhir pada bibir Tante Dina sebelum aku pamit pulang.

"Pengalaman ini benar-benar luar biasa, Nak. Terima kasih atas bantuanmu," kata Tante Dina sambil tersenyum manis.

"Aku juga merasa senang bisa membantumu, Tante. Kapan-kapan kita bisa mengulanginya lagi," jawabku sambil tersenyum.

Aku pun meninggalkan rumah Tante Dina dengan perasaan puas dan senang atas pengalaman yang baru saja aku alami. Siapa sangka bahwa tindakan untuk membantu meredakan memek Tante Dina yang terasa gatal bisa membawa kami ke puncak kenikmatan yang tak terlupakan. Aku pun merasa tak sabar untuk melanjutkan petualangan seksual kami bersama.

0 Komentar

Ayo berikan komentar terbaik dan sopan disini dan raih hadiah jutaan rupiah! Info Program Hadiah lebih lanjut silahkan tekan " Informasi " Pada Navbar atas!

Kini kamu bisa mengikuti konten kami di Channel Whatsapp , Klik Disini untuk follow. Lebih mudah tanpa iklan berlangganan fitur One Premier! Akses tanpa batas , Fitur banyak tanpa iklan. Langganan Sekarang. Klik DISINI
© Copyright 2023 - CMD Group Indonesia.Ltd

Persetujuan Peringatan Dewasa

Situs ini berisi materi dewasa yang mungkin tidak cocok untuk semua pengguna. Jika Anda masih di bawah umur atau tidak ingin melihat konten dewasa, silakan tinggalkan situs ini sekarang.

Pastikan Anda mematuhi kebijakan privasi kami. Terima kasih telah mempercayakan website kami untuk melengkapi hiburan Anda